PRABOWO SUBIANTO: UNTUK MENJADI YANG TERBAIK, BELAJAR DARI YANG TERBAIK

PRABOWO SUBIANTO: UNTUK MENJADI YANG TERBAIK, BELAJAR DARI YANG TERBAIK
Kanal Utama. Prabowo Subianto di dalam salah satu diskusi yang ditayangkan live oleh Facebook DIGDAYA TV menyebutkan bahwa bangsa Indonesia seringkali dianggap rendah (inferior). Pengalaman ini dialami langsung saat Prabowo berkesempatan belajar di sekolah Inggris di Singapura dan Hongkong.
Pengalaman tidak baik itu menjadi pelecut semangat bagi Prabowo muda. “Saya bercita-cita jika suatu hari diberi kesempatan dan kekuasaan, maka saya akan berusaha sekuat tenaga agar bangsa saya bisa berdiri sejajar dengan bangsa lain,” kenang Prabowo.

Hal ini juga yang menjadi alasan Prabowo lebih memilih masuk AKABRI dari pada kuliah di George Washington University meskipun surat penerimaan (Letter of Acceptance) sudah didapat karena prestasi sebagai lulusan terbaik di American University, London. Ia meyakini jalur militer menawarkan peluang lebih besar untuk membela negara.

Prabowo memilih karir di militer sebagai prajurit tempur lewat Kopassus. Karir cemerlang di beberapa operasi militer membawanya diberi kepercayaan menjadi Komandan Jendral (Danjen) memimpin Korps Baret Merah tersebut di tahun 1995.

Saat itu Prabowo menginisiasi pendakian Everest, Gunung Tertinggi di Dunia. “Saya percaya bahwa kita mampu. Hanya saja kita harus diberi kesempatan untuk belajar dari yang terbaik. Indonesia tidak boleh kalah dari negara lain. Indonesia harus jadi negara pertama di Asia Tenggara yang mencapai puncak Everest,” tegas Prabowo.

“Saat itu saya kumpulkan prajurit di kesatuan saya serta pendaki sipil seperti dari Wandari dan Mapala. Selanjutnya mereka diseleksi untuk kemudian dilatih oleh yang terbaik. Saat itu kami memilih pelatih Anatoli Boukreev dari Rusia. Akhirnya tim tersebut berhasil mencapai puncak Everest dan Indonesia menjadi yang pertama di Asia Tenggara yang berhasil mencapai puncak everest,” lanjut Prabowo.

Anatoli Boukreev adalah pendaki yang dikenal karena reputasinya dalam mendaki gunung di atas 8.000 mdpl (meter di atas permukaan laut). Boukreev dikenal sebagai pendaki gunung (mountaineer) elit di kalangan para pendaki everest. Tahun 2015 dirilis sebuah film yang berjudul “Everest”. Film itu terinspirasi dari kisah nyata dan Boukreev menjadi salah satu tokoh di film tersebut.

Boukreev juga menulis sebuah buku berjudul “The Climb: Tragic Ambition on Everest” yang merangkum rangkaian pengalamannya tentang mendaki Gunung Everest. Di dalam buku itu juga dikisahkan cerita Prabowo dan Kopassus yang mempercayai Boukreev untuk melatih orang Indonesia. Mereka yang seumur hidupnya belum pernah melihat salju namun dalam waktu singkat berhasil dilatih dan mencapai puncak Gunung Everest pada 26 April 1997. Gunung yang tertutup salju abadi sepanjang tahun.

Prabowo Subianto telah membuktikan bahwa untuk menjadi yang terbaik maka harus belajar dari yang terbaik. Setujukah Anda?

Komentar

Postingan populer dari blog ini

SUGIONO VICE CHAIRMAN OF GERINDRA: WARRIOR SPIRIT IN FAMILY HAS SHAPED PRABOWO SUBIANTO

CAK NUN: DOSA PRABOWO ITU, DIPERINTAH MEMBUNUH MALAH MENYELAMATKAN